Puji Keberanian Suu Kyi, Obama Berikan Ciuman Pipi

Yangon (Segmennews.com)- Dalam kunjungan bersejarah ke Myanmar, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menemui ikon demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. Dalam pertemuan yang berlangsung di kediaman Suu Kyi di Yangon, Obama memuji keberanian dan tekad peraih Nobel Perdamaian itu.

“Di sini, melewati begitu banyak tahun-tahun sulit, dia telah memperlihatkan keberanian dan tekad yang begitu gigih,” kata Obama kepada para wartawan saat menggelar konferensi pers bersama Suu Kyi.

“Di sinilah dia menunjukkan bahwa kebebasan manusia dan martabat manusia tak bisa disangkal,” imbuh Obama seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (19/11/2012).

Obama pun menyinggung tentang masa-masa Suu Kyi menjalani tahanan rumah selama bertahun-tahun. Dikatakan Obama, Suu Kyi merupakan “ikon demokrasi yang telah menginspirasi, bukan hanya rakyat di negeri ini namun juga di seluruh dunia”.

“Hari ini menandai langkah berikutnya dalam babak baru antara Amerika Serikat dan Burma,” tandas Obama.

Sebelum meninggalkan kediaman Suu Kyi, Obama pun mencium pipi wanita itu.

Dalam kunjungan ini, Obama juga menemui Presiden Thein Sein. Ini merupakan kali pertama seorang presiden AS berkunjung ke Myanmar.

Dalam kunjungan bersejarahnya di Myanmar, Obama akan mengumumkan janji bantuan senilai US$ 170 juta untuk negeri yang baru keluar dari kepemimpinan militer selama bertahun-tahun itu.

Dana yang akan diberikan AS dalam periode 2 tahun itu, akan ditujukan untuk proyek-proyek masyarakat sipil yang dirancang untuk membangun institusi-institusi demokratis dan memperbaiki pendidikan di Myanmar.

“Kami bisa memanfaatkan bantuan itu untuk membantu menghargai langkah-langkah positif yang telah diambil pemerintah dan rakyat Burma (Myanmar), karena kami ingin reformasi dari atas ke bawah ini menjangkau rakyat yang terbawah di Burma,” kata seorang pejabat senior AS seperti dilansir kantor berita AFP.

Disebutkan pejabat AS tersebut, bantuan senilai US$ 170 juta itu merupakan awal dari misi bantuan jangka panjang AS untuk Myanmar. (dtc/snc)