PLN Perpanjang Pemadaman Bergilir di Riau

int
int

Pekanbaru (SegemenNews.com)– PT PLN memperpanjang pemadaman listrik bergilir di Provinsi Riau hingga 7 April sebagai dampak dari perbaikan di PLTU Ombilin, Sumatera Barat.

“Ya, kami telah umumkan juga di media pemadaman diperpanjang sampai 7 April karena pemeliharaan PLTU Ombilin belum selesai,” kata Humas PLN Cabang Pekanbaru, Dharmawi, kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

PLN berharap masyarakat bisa memaklumi kondisi kelistrikan di Riau yang selama ini sangat bergantung pada sistem interkoneksi Sumatera. Kerusakan di salah satu pembangkit besar akan berdampak negatif berupa pemadaman listrik bergilir.

Sedangkan, tingkat elektrifikasi di Riau baru sekitar 50 persen.

Sebelumnya, PLN melakukan pemadaman bergilir di Riau akibat perbaikan PLTU Ombilin Sumatera Barat sejak 18 Maret lalu. Rencananya pemadaman bergilir berakhir pada 1 April, namun kemudian diperpanjang hingga tanggal 7 April.

PLTU Ombilin memiliki kapasitas 2×100 Mega Watt (Mw) dan 100 Mw keluar dari sistem interkoneksi Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng). Akibatnya, pasokan listrik ke Riau menjadi berkurang pada waktu beban puncak sekitar 20 Mw. PLN melakukan pemadaman bergilir pada saat beban puncak antara pukul 18.00-22.00 WIB.

Kondisi tersebut dikeluhkan oleh warga Pekanbaru karena merasa ada diskriminasi terhadap pelanggan PLN di Riau. Seorang warga, Sulis (23), mengatakan di Jakarta dan Jawa Barat, PLN bisa cepat melakukan antisipasi sehingga tidak terjadi pemadaman bergilir ketika ada kerusakan pada Sutet.

Di daerah tersebut PLN mampu mencari pasokan daya listrik dari pembangkit di Banten sehingga layanan terhadap pelanggan tidak terganggu, sedangkan masyarakat di Riau kerap diminta bersabar karena kinerja PLN yang lamban dalam mengantisipasi kerusakan pembangkit.

“Wajar saja masyarakat yang jadi pelanggan PLN di Riau merasa ada diskriminasi. Kami merasa dianaktirikan karena PLN terkesan mengistimewakan Jakarta dan sekitarnya saja,” kata Sulis.

Selain itu, ia juga mengeluhkan PLN yang kerap tidak memiliki komitmen terhadap jadwal pemadaman yang disebarnya ke media massa.

“Pada jadwal tertera seharusnya padam jam 6 sore, ternyata molor satu jam kemudian. Kita jadi sulit melakukan antisipasi,” keluhnya. (antarariau.com)