Survey: Korupsi dan Suap di Indonesia Memburuk

korupsi dan suapSegmenNews.com– Korupsi dan penyuapan semakin memburuk di kebanyakan negara di dunia, kepercayaan terhadap pemerintah juga semakin menurun. Indonesia adalah salah satunya yang mengalami peningkatan kasus penyuapan dan korupsi.

Hal ini terungkap dalam survey internasional yang dilakukan oleh Transparency International, berjudul The Global Corruption Barometer 2013, yang dirilis awal pekan ini. Survey ini melibatkan 114.000 orang dari 107 negara, setengahnya mengaku suap dan korupsi memburuk dalam dua tahun terakhir.
Dalam infografik, dikatakan bahwa lebih dari satu dari empat orang mengaku melakukan suap.

“Dalam hal penyuapan, ada beberapa negara yang tiga dari empat orangnya mengaku harus membayar suap dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini adalah Sierra Leone dan Liberia,” kata Robert Barrington, direktur eksekutif Transparency International, dilansir Voice of America.

Indonesia termasuk negara yang semakin memburuk. Sebanyak 30-39,9 persen responden dari Indonesia mengaku melakukan suap di salah satu atau beberapa dari delapan institusi pemerintah. Delapan institusi itu adalah kepolisian, pengadilan, pendaftaran, pertanahan, medis, pendidikan, pajak, dan pekerjaan umum.

Indonesia dalam hal ini setara dengan Bangladesh, Bolivia, Mesir, Yordania, Kazakhstan, Meksiko, Nepal, Pakistan, Solomon, Sudan Selatan, Taiwan, Ukraina dan Vietnam.

Kebanyakan responden mengaku melakukan suap jika berurusan dengan polisi. Di seluruh dunia, 31 persen orang yang melakukan kontak dengan polisi dilaporkan melakukan suap. Jumlah ini bertahan dari barometer sebelumnya tahun 2010/2011.

“Angka suap oleh polisi tertinggi (75 persen atau lebih) terjadi di Republik Demokratik Kongo, Ghana, Indonesia, Kenya, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone,” ujar laporan tersebut.

Nama Indonesia juga masuk di bagian soal suap pengadilan. Indonesia bersama dengan Ghana, Mozambik, Kepulauan Solomon dan Taiwan, mengalami peningkatan lebih dari 20 persen terkait jumlah suap di ranah hukum.

Mayoritas responden mengatakan bahwa korupsi dan suap adalah suatu yang serius. Negara dengan korupsi terbanyak menurut data ini adalah Liberia dan Mongolia. Sementara angka korupsi terendah ada di Denmark, Finlandia, Rwanda, Sudan dan Swiss.
Kendati jengah dengan korupsi dan suap, namun kebanyakan warga pilih bungkam. Lagi-lagi Indonesia masuk dalam kategori ini, warga yang takut melapor. Selain Indonesia, ada Armenia, Ethiopia, Hungaria, Yordania, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Latvia, Libya, Maroko, Slovakia, Sudan Selatan, Ukraina, Vietnam dan Yaman.

Responden mengaku takut melapor karena khawatir justru akan menjadi korban pembalasan pelaku. “Dari respon ini jelas perlu adanya mekanisme yang efektif dan aman untuk memfasilitasi dan mendorong orang-orang untuk melaporkan korupsi,” ujar laporan tersebut.

Hal tersebut di atas juga termasuk dalam rekomendasi Transparency International. Rekomendasi lainnya adalah menegakkan integritas institusi publi, menegakkan hukum dan membersihkan proses demokrasi.

sumber: vivanews