Kecelakaan Maut Salah Siapa?

kecelakaan mautSegmen News.com– Kecelakaan maut kembali terjadi di pengujung 2013. Pukul 16.00 WIB, Sabtu 28 Desember, sebuah mobil pikap berisi 32 orang “beradu banteng” dengan truk gandeng di Jalan Togas, Desa Curahtulis, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Tubuh 32 orang yang akan takziah itu terpental mencium aspal jalan, dilindas kendaraan yang lalu lalang. Sebanyak 18 orang meregang nyawa.

Sebagian kasus kecelakaan maut di jalan raya diduga dipicu kesalahan manusia (human error), entah akibat si pengemudi memacu kendaraannya dengan kencang atau mengantuk. Peristiwa di Probolinggo ini pun tak luput dari masalah serupa.
Bermula saat sopir mobil pikap B 2625 XCU berwarna hitam yang melaju kencang dari arah Probolinggo menuju Pasuruan, nekat menyalip satu kendaraan kecil dan dua bus yang ada di depannya. Padahal, ruas jalan tidak terlalu luas.

Belum berhasil menyalip bus yang terakhir, dari arah berlawanan muncul truk gandeng bermuatan tepung bernopol P 8568 UL. Kecelakaan pun tak bisa dihindari. Mobil pikap yang seyogyanya hanya untuk mengangkut barang itu remuk tak berbentuk.
Pentakziah yang sebagian besar wanita dan anak-anak tidak mampu menyelamatkan diri. Sebanyak 15 Orang langsung meninggal di lokasi kejadian. Tiga orang lainnya mengembuskan napas terakhir saat perawatan di rumah sakit, termasuk sopir mobil pikap bernama Slamet.

Jasad mereka dikebumikan Minggu pagi, 29 Desember 2013. Tujuh di antara korban tewas dimakamkan secara berdampingan di TPU Dusun Klampean, Desa Mentor, Kecamatan Sumberasih.

Kapolda Jatim, Irjen Unggung Cahyono, mengakui, tabrakan maut di akhir 2013 ini merupakan peristiwa paling menyita perhatian di wilayahnya, karena jumlah korban jiwa mencapai 18 orang.

Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan, terutama mengumpulkan keterangan dari korban yang selamat dan mendata penyebab kematian korban meninggal. Setelah mengurus para korban, polisi baru akan melanjutkan ke penyelidikan berikutnya.
“Sejauh ini kami belum menetapkan tersangka. Sopir truk dan kernetnya masih jadi saksi,” kata dia.

Untuk menghindari peristiwa serupa, kepolisian akan menambah marka jalan di jalur terjadinya kecelakaan dan membenahi marka jalan yang sudah ada agar kendaraan tidak menyalip di lokasi jalur yang menyempit.

Kecelakaan ini juga menyedot perhatian Mabes Polri. Kepala Badan Korp Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Irjen Pudji Hartanto, langsung terbang melakukan pengecekan di lokasi kejadian. Irjen Pudji juga mengaku sudah mengecek kendaraan yang terlibat kecelakaan.

Ia menyayangkan penggunaan kendaraan barang untuk mengangkut penumpang, sehingga jumlah korban tewas sangat banyak. Ke depan, polisi akan memperketat pengawasan peruntukan kendaraan barang agar tidak terjadi lagi peristiwa yang tidak diinginkan.
“Angkutan barang tidak boleh lagi untuk mengangkut orang. Kami akan menindak tegas,” kata dia.

Deretan Kecelakaan Maut di 2013

Kecelakaan maut dengan banyak korban tewas bukan kali ini saja terjadi. VIVAnews mencatat sederet tragedi di jalan raya dengan angka korban yang tidak sedikit.

23 Februari 2013, sebuah kecelakaan beruntun terjadi pukul 06.45 WIB di jalur padat Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, KM 36, Desa Bangbayang, Kecamatan Gebrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecelakaan itu menyebabkan 16 orang meninggal dan belasan lain luka parah.

Kecelakaan beruntun tersebut disebabkan sebuah truk kontainer bermuatan oli yang hilang kendali saat melintas dari arah Sukabumi menuju Cianjur.

Truk yang remnya diduga blong itu menabrak lima rumah, 30 motor, dan sebuah angkot yang ada di jalan. Sopir truk tewas terjepit di dalam kabin truk yang baru berhenti setelah menabrak rumah kelima. Korban tewas terbanyak merupakan karyawan pabrik sepatu GSI yang sedang antre masuk pabrik.

27 Februari 2013, tragedi maut kembali terjadi empat hari kemudian. Sebuah bus pariwisata milik PO Mustika Mega Utama celaka di kawasan Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Sebanyak 16 orang meninggal dunia, satu di antaranya mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cimacan, Cianjur.

Kapolres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Agus Tri Hariyanto, menuturkan, selain korban meninggal dunia, kecelakaan juga membuat 32 orang mengalami luka berat dan 24 orang luka ringan.

Sebelum kejadian nahas itu, bus pariwisata itu hilang kendali dan melaju kencang di turunan Ciloto dari Bogor menuju Cianjur. Karena menghindari jurang, sopir bus terpaksa menabrakkan bus ke tebing sebelah kiri yang berada dekat Bumi Aki.

Para korban merupakan peziarah yang berangkat dari kampung Sukajaya, Cikemang, Kabupaten Bogor. Mereka akan menuju lokasi peziarahan di Cikundul, Kabupaten Cianjur.

6 Maret 2013, kecelakaan maut kembali terjadi di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Sumedang. Truk Colt Diesel bertabrakan dengan minibus Suzuki Futura. Delapan orang tewas dan empat lainnya luka berat.

Kejadian berawal saat dua kendaraan yang berlawanan arah tersebut melintas di Jalan Raya Nyalindung, Dusun Warung Buah, Desa Nyalindung, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara sementara, truk colt diesel diduga mengalami rem blong, sehingga sopir tidak menguasai kendaraan. Ditambah lagi trek di jalur Nyalindung yang berkelok-kelok.

7 April 2013, lokasi kecelakaan masih di Jawa Barat. Kali ini di ruas tol Kopo KM 135, Bandung. Kecelakaan ini melibatkan Daihatsu Xenia dengan nomor polisi R 1881 NK dan Nissan Juke AB 241 TA. Pengemudi Nissan Juke, Muhammad Dwigusta Cahya, diduga memacu mobilnya dengan kecepatan di atas 100 km/jam, sehingga mobil terbang melewati pembatas jalan dan menimpa Xenia yang melintas di jalur berlawanan.

Dalam peristiwa kecelakaan yang terjadi pukul 13.30 WIB itu lima orang yang berada di mobil Xenia meninggal seketika.

8 September 2013, kecelakaan maut terjadi di KM 8+200 Tol Jagorawi. Kecelakaan ini melibatkan putra bungsu musisi kondang Ahmad Dhani dan Maia Estianty, AQJ. Sebanyak tujuh orang meninggal dunia.

Mobil yang dikemudikan AQJ dari arah Cibubur menuju Jakarta pada Minggu dini hari itu menabrak Daihatsu Gran Max bernomor polisi B 1349 TFM berpenumpang 13 orang dan Toyota Avanza bernomor polisi B 1882 UJZ. Dua mobil yang ditabrak ini berada di jalur sebaliknya, yaitu Jakarta menuju Bogor. Enam orang tewas seketika di lokasi kejadian, dan satu orang lagi meninggal beberapa hari kemudian.***

sumber: viva