Harta Karun `Mitos Nibelung` Senilai Rp 16 Miliar

misteri mitosMainz (SegmenNews.com)- Pada awal Abad ke-13, seorang penulis tak dikenal menulis epos raja-raja, das Nibelungenlied. Dikisahkan, 144 gerobak penuh emas dibawa oleh Hagen von Tronje, pendukung Raja Gunther, wangsa Burgund — dari pusat kerajaan di Worms ke sebuah tempat di sungai Rhein.

Seperti Liputan6.com kutip dari situs Deutsche Welle, kisah itu dibumbui kehadiran seekor naga, perempuan-perempuan cantik, pemuda tangguh Siegfried, kesetiaan, pengkhianatan dan pertempuran demi cinta.

Namun, banyak orang menganggap das Nibelungenlied bukan sekadar dongeng tak masuk akal. Ada dasar sejarahnya, yaitu berakhirnya wangsa Burgund pada awal Abad ke-5. Tokoh Raja Gunther pun nyata ada.

Kisah das Nibelungenlied menjadi dasar perburuan harta karun yang tak henti-hentinya. Kabar terbaru dari Jerman mungkin membuktikan kekayaan itu mungkin nyata adanya.

Harta Ditemukan!

Seperti dikutip dari Reuters, 19 Februari 2014, bermodalkan alat metal detektor, seorang pehobi arkeologi menemukan timbunan harta karun, emas dan perak di sebuah hutan di Jerman.

Pundi-pundi itu berasal dari era Romawi. Memicu spekulasi, jangan-jangan itu adalah harta karun legendaris Nibelung yang menginspirasi opera karya Richard Wagner.

Harta yang ditemukan di Negara Bagian Rhineland Palatinate, bernilai sekitar 1 juta euro atau Rp 16,2 miliar. Terdiri atas mangkuk-mangkuk perak, bros, dan perhiasan-perhiasan yang ditatahkan pada jubah resmi, juga patung-patung kecil yang menghiasi kursi besar.

“Dalam hal waktu dan letak geografis, temuan tersebut cocok dengan legenda Nibelung,” kata Axel von Berg, kepala lembaga arkeologi Jerman.

“Tapi kita belum bisa memastikan, apakah itu benar-benar harta karun Nibelung,” tambah dia. Yang pasti, siapapun yang memiliki harta itu di masa lalu, hidup berkelimpahan. Atau, bisa jadi ia seorang pangeran.

Harta yang ditemukan di Ruelzheim kini berada dalam kekuasaan negara di Mainz. Namun, para pejabat tak yakin, mereka telah mendapatkan semuanya.

Pihak kejaksaan kini mulai menyelidiki orang yang menemukan harta karun itu, atas dugaan ia mungkin telah menjual sebagian pusaka. Mungkin pada pembeli dari luar negeri.

Tak hanya itu, “Tempat di mana harta ditemukan, rusak oleh tindakan yang ngawur,” kata von Berg.

Dia menambahkan, entah siapa pelakunya, di masa lalu harta itu dikubur dengan tergesa-gesa oleh pemiliknya atau oleh perampok sekitar tahun 406-407 SM , ketika Kekaisaran Romawi runtuh di daerah sepanjang Sungai Rhein.

Menurut legenda Nibelung , prajurit Hagen membunuh Siegfried dan menenggelamkan hartanya di sungai Rhine.

Sementara, Sungai Rhine di masa kini telah mengalami pergeseran jalur berkali-kali selama berabad-abad. Harta itu mungkin tak lagi di dalam air, melainkan di daratan.***

red: son

sumber: liputan6.com