Jalan Rusak, Warga Rogoh Kocek Rp250 Ribu Lewat Jalur Sungai

Kondisi jalan parah di desa Rantau Binuang sakti Rokan Hulu
Kondisi jalan parah di desa Rantau Binuang sakti Rokan Hulu

Rohul(SegmenNews.com)- Kondisi jalan menuju desa Rantau Benuang Sakti (RBS) kecamatan Kepenuhan kabupaten Rokan Hulu-Riau sangat memprihatinkan. Sudahlah jalan terbuat hanya dari tanah, jalan juga sulit dilalui karena berlumpur.

Kondidi jalan 9 Km tersebut sudah berjalan lama, namun sampai sejauh ini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah, akibatnya perekonomian warga terganggu. Apalagi saat ini terjadi banjir, kondisi jalan rusak dan berlubang mencapai 30 sampai 60 cm, sehingga sangat sulit dilalui roda dua maupun roda empat.

Masyarakat tempatan terpaksa harus melalui jalur sungai membawa hasil pertanian mereka. Melewati jalur sungai bukan gratis!, masyarakat harus merogoh kocek sebesar Rp 250 ribu menaiki pompong atau perahu mesin.

Menumpang perahu mesin, bukannya membuat jarak tempuk semakin dekat, malahan jarak tempuh ke daerah tetangga bisa mencapai 3 jam. Padahal, jika lewat jalur darat jarah tempuh hanya memakan waktu 30 menit.

“Ya, jalan tak bisa dilalui, baik roda dua maupun roda empat. Kami terpaksa naik pompong dan bayar Rp250 ribu. Mau gimana lagi? kalau tidak lewat jalur sungai kami sulit membawa hasil pertanian kami,” keluh warga setempat, Fitrah, Sabtu (13/2/16).

Warga lainnya, Andi juga mengeluhkan, akibat kondisi jalan yang rusak parah, ekonomi masyarakat desa RBS kian memburuk karena sulitnya membawa hasil pertanian dan perkebunan keluar dari desa. Baca juga (Selama 34 tahun jalan ini rusak)

“Biaya yang kami keluarkan untuk membawa hasil pertanian kami tak seimbang degan hasil penjualan pertanian kami,” ujarnya.

Masyarakat berharap pemerintah setempat segera memperbaiki jalan yang rusak, agar perekonomian masyarakat lancar, dan tidak merugi. Jika ini terus dibiarkan, maka tak lama lagi daerah mereka akan terisolir.

“Kami berharap dalam waktu dekat ini sudah ada perbaikan jalan menuju desa RBS, sehingga biaya kami mau keluar dari desa lebih ringan, selain itu membawa hasil pertanian perkebunan maupun ikan keluar untuk bisa dijual, jika jalan sudah bangus ekonomi desa kami secara perlahan akan membaik,” harapnya dengan sangat.***(Fitri)