Hingga Awal Juni, Waspadai Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Provinsi di Sumatera

Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem

Sumut (SegmenNews.com)-Hingga awal Juni, masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem melanda sejumlah provinsi di Sumatera, seperti Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Bengkulu.

Untuk di Sumatera Utara, menurut Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Medan, Sunardi, daerah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem adalah Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Simalungun, Langkat, dan Batubara.

“Di Sumut masih berpotensi hujan deras dan angin kencang,” ujar Sunardi di Medan, Minggu (29/5/2016).

Sementara untuk kecepatan angin, rata-rata 10 sampai 20 knot. Selain angin kencang, warga diimbau untuk berhati-hati karena hujan deras masih terjadi di Sumut. Cuaca ekstrem yang bisa terjadi tiba-tiba juga belum diketahui kapan akan berakhir.

“Untuk angin puting beliung terjadi sangat lokal di lokasi dengan perubahan tekanan dan suhu sangat ekstrem. Informasi terakhir, cuaca ekstrim sudah dua kali terjadi di Sumut. Warga harus tetap waspada,” tutur Sunardi.

Sementara di Bengkulu, Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, mengeluarkan peringatan dini terkait tinggi gelombang laut di perairan Bengkulu hingga Enggano dan Samudra Hindia Barat Bengkulu yang mencapai 2 hingga 5 meter.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno BMKG Bengkulu, Harits Syahid Hakim, mengimbau masyarakat khususnya nelayan di wilayah itu untuk waspada.

”Prakiraan gelombang laut di perairan Bengkulu hingga Enggano dari 1 meter hingga 4 meter, di perairan Samudra Hindia Barat Bengkulu 2 hingga 5 meter,” ucap Harist, Minggu (29/5/2016).

Ia menjelaskan, cuaca di 10 kabupaten dan kota di Bengkulu diprediksi bakal dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Hujan diperkirakan terjadi terjadi pada pagi, sore, dan malam hari.

”Rata-rata kabupaten dan kota di Bengkulu hari ini dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,” ucap Harist.

Sementara di Banda Aceh, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan cuaca buruk yang dihadapi Provinsi Aceh hingga awal Juni. Oleh sebab itu, nelayan diharapkan waspada akan cuaca buruk ini.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Blang Bintang, Aceh Besar, Zakarian, mengatakan cuaca buruk melanda hampir di seluruh daerah di Aceh. Meski begitu, cuaca paling buruk terjadi di wilayah Banda Aceh, barat dan selatan Aceh, hingga Kabupaten Singkil.

“Untuk pesisir barat hingga selatan Aceh, mulai dari Lhoknga Aceh Besar hingga Singkil gelombang air laut mulai satu meter hingga 2,5 meter. Kemudian di wilayah Selatan Pulau Simeulue, Pulau Breueh, Pulau Banyak, Pulo Aceh, dan Sabang, itu antara satu sampai 3,5 meter,” ucapnya saat dihubungi okezone.

Menurut Zakaria, penyebab cuaca ekstrem kali ini adalah faktor peralihan musim angin timur ke angin barat. Ketika angin beralih, terjadi pembelokan angin di Samudra Hindia, bagian barat daya Aceh. Selain itu, cuaca buruk juga diakibatkan tekanan rendah di Teluk Benggala.

Akibat pembelokan angin tersebut, Zakaria mengungkapkan, tumbuh awan-awan konveksi, awan-awan hujan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur listrik yang sangat signifikan. Hal itu membuat embusan angin di dalam awan konveksi tersebut terempas ke bumi.

Kasi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang ini juga menambahkan, secara umum, bagian barat – selatan Aceh, Simeulue, Pulo Aceh, serta Sabang, berdampak terhadap cuaca buruk, khususnya angin kencang.

“Kami memperingatkan kepada nelayan agar melakukan aktivitas penangkapan ikan dari pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Itu pun harus lihat kondisi di lapangan. Kalau pagi hari biasanya agak sedikit tenang, sebab massa pengumpulan energi sehingga belum ada gangguan,” paparnya.

Khusus angin kencang selain di pesisir barat hingga selatan Aceh, ia mengemukakan, juga terjadi di wilayah Lhokseumawe, Bener Meriah, dan Gayo Lues. “Tapi tidak setiap hari cuaca buruknya, terkadang bisa berselang hari,” tuturnya. (hasran/okz)