Sekda Inhil Berharap Perjuangan Kartini Jadi Motivasi Kaum Wanita

Tembilahan(SegmenNews.com)- Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Indragiri Hilir (Inhil) diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Inhil H Said Syarifuddin SE MP MSn menghadiri Puncak Peringatan Hari Kartini Tahun 2018, Sabtu (21/18). Peringatan ke-139 ini mengangkat tema, “Nyalakan Pelita Kebudayaan, Terangkan Cita-cita Pendidikan.”

Acara ini ditaja oleh Pemerintah Kabupaten Inhil melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) bekerjasama dengan seluruh organisasi wanita Kabupaten Inhil. Bertempat di Aula Gedung Wanita Jalan Baharuddin Yusuf Tembilahan, turut hadir Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inhil Hj Sy Rohana Syarifuddin, Unsur Forkopimda Inhil, Ketua Organisasi-organisasi Wanita Inhil beserta anggota, dan para undangan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini ialah untuk mengenang dan menghargai perjuangan RA Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita, dan agar dapat memberikan inspirasi serta menularkan semangat Kartini kepada generasi penerus bangsa. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Panitia Pelaksana, dr Hj Raihana Ara saat menyampaikan laporan.

Peringatan kali ini dimeriahkan dengan lomba tari kreasi oleh murid TK/ PAUD dan lomba menyanyi solo tingkat SMP/ sederajat yang telah dilaksanakan pada Kamis (19/4).

Sebelum menyampaikan sambutannya, Said Syarifuddin menyerahkan piala dan hadiah kepada pemenang lomba didampingi Ketua DWP Inhil dan rombongan. Selaku Pemerintah Kabupaten Inhil, Said memberi apresiasi kepada penyelenggara kegiatan.

“Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu pahlawan nasional yang dikenal gigih memperjuangkan emansipasi wanita, memperjuangkan kesamaan hak antara wanita dengan pria dalam berbagai hal, salah satunya hak dalam pendidikan. Perjuangan Kartini pada zamannya memang patut kita apresiasi. Dia memiliki semangat yang tinggi dan cita-cita yang luhur untuk memajukan kaum wanita di Indonesia, meskipun harus merubah budaya yang telah mengakar kuat pada masa itu, yakni budaya yang menyebabkan kaum wanita sulit untuk mengenyam pendidikan,” urai Said.***(Adv/diskominfo)