Polres Rohul Gelar Giat FGD Tolak Paham Radikalisme

Polres Rohul Gelar Giat FGD Tolak Paham Radikalisme

Rohul(SegmenNews.com)- Polres Rokan Hulu menggelar Fokus Grup Discussion (FGD) meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk menolak paham radikalisme, anti pancasila, terorisme dan intoleransi yang diselenggarakan di Convention Hall Islamik Center Pasir Pengaraian, Rabu (20/11/19).

Dalam kegiatan ini Satbinmas mengundang para narasumber, Kakankemenag, H. Syahruddin, pimpinan pondok pesantren, Priyaji Suhada, seluruh camat, kepala desa tokoh masyarakat, para Kapolsek, Kanit Binmas dan Babinkantibmas.

Kasat Binmas, AKP Hermawan mengatakan, tujuan forum ini untuk mendiskusikan tentang radikalisme, tentang kebangsaan serta tentang 4 pilar  yang mana 4 pilar itu juga disampaikan oleh bapak Kapolres Rohul.

” Total peserta yang diundang sekitar 350 orang, terkait paham radikalisme ini untuk Rokan Hulu kami belum bisa mengatakan ada radikal, yang jelas kami  dari Satbinmas Polres Rohul selalu menghimbau masyarakat dengan beberapa macam kegiatan, seperti forum diskusi yang melibatkan para pakar agama agar masyarakat tidak terpengaruh dengan pemahaman-pemahaman yang anti pancasila untuk itu mari kita saling menjaga NKRI yang kita cintai ,” kata Hermawan.

Kemudian Kakan Kemenag, H. Syahruddin mengatakan untuk paham radikalisme di Rohul selama ini secara langsung belum ditemukan laporan  secara resmi, gerakan tersebut ada atau tidaknya tetapi ia tidak menutup kemungkinan secara tersembunyi atau terselubung yang secara tertutup mungkin ada gerakan radikalisme itu.

“Untuk itu Kementerian Agama sudah membuat program terbaru yang dirancang menteri agama Gahrul Rozi ada 5 proritas yang beliau terapkan, yakni ada tentang deradikalsasi yang mana upaya menteri agama untuk mengantisipasi paham-paham radikal ini dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap kelompok umat beragama dengan pendekatan sehingga tidak terjerumus kepaham radikal, ” kata Syahruddin.

Syahruddin menambahkan, perbanyak lah membaca kitab agar pemahaman semakin dalam terhadap agama jangan percaya terhadap seseorang sehingga terjadi pencucian otak yang mana setelah itu dia tidak mau menerima yang lain bahkan ada yang menganggap gurunya itu adalah nabi artinya pemahaman pengetahuan nya masih sedikit. “kata ulama kalau belum bisa membaca 100 kitab jangan mencoba membuat sebuah dokrin,” katanya.***(fit)