Pengalaman Dokter AS Selama Menjalani Perawatan Hingga Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Pelalawan(SegmenNews.com)- Dokter AS (30) warga Kelurahan Kerinci Timur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, merupakan pasien positif COVID-19 hasil tracing kontak yang sudah dinyatakan sembuh hingga saat ini.

Dari pengalaman singkatnya saat menjalani proses perawatan hingga sembuh, ia berharap bisa memberikan motivasi kepada masyarakat Indonesia, khususnya Kabupaten Pelalawan, Riau, agar bisa lebih berhati-hati menjaga kesehatan dan kebersihan diri saat melakukan aktifitas.

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) atau virus corona, nama yang mungkin sudah hafal ditelinga, karena telah sering di dengar dalam beberapa bulan terakhir, ketika wabah tersebut menyerang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tercinta ini.

Diceritakan bapak dua orang anak ini, ia mengaku sampai saat ini masih ada perasaan trauma akan pahitnya saat berjuang malawan penyakit yang tak tampak oleh kasat mata itu. Apalagi saat ia mendengar bahwa dirinya dinyatakan positif COVID-19, pikirannya ngak karuan mengenang keluarga kecilnya dirumah akan bernasib sama dengannya.

“Saat pertama mendengar berita saya positif Covid-19, jujur itu hancur rasanya, dan semakin sedih terpikir oleh saya keluarga kecil saya yang satu rumah dengan saya. Seperti anak-anak saya, istri dan Adek ipar saya, saya takut mereka terkenak Covid-19,” ungkap AS, saat dihubungi melalui sambungan selulernya.

Setelah itu, dijelaskannya, dalam masa perawatan atau isolasi dengan suasana terkekang dalam ruangan karena tak bisa beraktifitas banyak, ia sempat memikirkan akan ajalnya menjemput. Apalagi, katanya, saat sesak nafasnya akibat virus corona, itu mulai menyerang.

“Selama perawatan saya dan keluarga terasa terkekang ngak bisa ngapa-ngapain di ruangan isolasi atau perawatan, sempat terpikir juga takut meninggal apa lagi kalau sesak nya kuat,” jelas AS.

“Intinya kalau diruang isolasi pisikis juga di ganggu selain penyakit yang saya derita waktu itu, Ampun lah intinya,” tambahnya.

Yang paling terasa waktu itu, tutur tenaga kesehatan disalah satu rumah sakit swasta ini, ia sangat merasa sedih, bahkan tak sanggup menahan air mata menetes dari pipinya saat melihat kedua anaknya saat diambil sampel swab dari hidung dan disuntik untuk sample darah, setelah ia dan istrinya sudah merasakan sakitnya diambil sample swab tersebut.

“Yang paling kasian nya lagi waktu kedua anak ku diambil swab dri hidung dan disuntik untuk ambil darah nya, anak aku yang pertama 3 tahun menangis saat melihat tim Labor dengan pakaian lengkap dengan APDnya untuk mengambil swabnya, nga tega lihat nya. Mereka trauma kalau lihat perawat pakai baju lengkap dengan APD,” kenang bapak dua anak ini.

“Apa lagi anak aku yang umur masih 1 bulan lebih, diswab, nga tega melihatnya. Apa boleh buat untuk melakukan pemeriksaan kami pasrah aja demi kebaikan kami sekeluarga. Istri dan saya cuman bisa menangis saat anak anak dilakukan pemeriksaan,” tutur AS, menambahkan.

Bahkan, kata dokter AS, ia saja masih merasa trauma jika melihat perawat dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, setelah apa yang dirasakannya hingga waktu menjalani isolasi atau perawatan saat itu.

“Itu lah sepenggal cerita dari kami sewaktu di isolasi. Saya sendiri trauma sekali sama kejadian itu,” kenang AS, sambil tertawa ringan.

Pada saat dinyatakan sembuh, setelah beberapa kali menjalani uji sample swab. Kegembiraan dan rasa syukur mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa olehnya dan keluarga saat itu, bahkan ia kembali meneteskan air mata, karena yang ditakutinya jika anak, istri, dan keluarganya positif COVID-19 tidak terjadi waktu itu.

“Sewaktu dinyatakan negatif kami semua itu bersyukur banget sampai ngak bisa mengeluarkan kata-kata. Sampai meneteskan air mata, akhirnya yang saya takuti tidak terjadi pada anak anak saya, istri saya dan Adek ipar saya. Saya takut salah satu kelurga saya yg tinggal di rumah ada yg positif,” ucap AS, menerangkan.

Dengan pengalamannya itu, dokter AS, tidak lupa meminta dan berharap kepada masyarakat, khusunya masyarakat Kabupaten Pelalawan agar lebih bisa menjaga kesehatan sesuai anjuran protokol kesehatan, seperti menjaga kesehatan dan kebersihan diri.

“Saya meminta supaya masyarakat semua terutama untuk Kabupaten Pelalawan mari kita hidup sehat Seperti makan makan yang bergizi (untuk menambah imun tubuh) memakai masker sewaktu keluar rumah, mencuci tangan apabila sudah memegang sesuatu, menjaga jarak. Apabila keluar rumah dan mau masuk kerumah bersihkan diri di luar supaya nga terkenak keluarga dirumah, kalau bisa keluar rumah seperlunya saja,” himbau bapak dua anak ini.

“Jangan anggap Covid-19, itu suatu yg sepele apabila sudah kenak, ngak terbayang lah rasanya. Covid 19 tidak terlihat tapi sesuatu yang mengancam hidup. Jadi mari kita hidup sehat,” tambahnya, mengingatkan kepada SegmenNews.com.***(Riz)